Close Menu
MedpolindoMedpolindo
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    MedpolindoMedpolindo
    Login
    • Nasional
    • MPR
    • DPR
    • DPD
    • Daerah
    • Peristiwa
    • Polhukam
    • Dunia
    MedpolindoMedpolindo
    • DPR
    • MPR
    • DPD
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    Beranda » Belajar dari India-Pakistan, Indonesia Perlu Petakan Ulang Arah Kebijakan Internasional
    DPR

    Belajar dari India-Pakistan, Indonesia Perlu Petakan Ulang Arah Kebijakan Internasional

    redaksiBy redaksi16 Mei 202503 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
    Bagikan
    Facebook Twitter LinkedIn Copy Link

    Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI-Parlemen Palestina Syahrul Aidi Maazat, menilai bahwa perang antara India dan Pakistan baru-baru ini menandai pergeseran kekuatan global, khususnya dalam hal teknologi persenjataan. Sehingga, kondisi ini menjadi peringatan bagi Indonesia untuk memetakan ulang arah kebijakan Internasional didasarkan pada situasi geopolitik.

    “Kita melihat dari hasil perang itu, ada kemenangan di pihak Pakistan, dan kemenangan itu didukung oleh kekuatan teknologi yang berasal dari China,” ujar Syahrul dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertema “Mitigasi Geopolitik Indonesia Menghadapi Dampak Perang India–Pakistan” di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (16/5/2025).

    “Sementara India kalah meski alat tempurnya berasal dari Amerika dan Rusia,” lanjut Politisi Fraksi PKS ini.

    Maka dari itu, Syahrul menekankan pentingnya Indonesia melirik sumber persenjataan alternatif, termasuk dari Tiongkok, untuk memperkuat daya tawar dan pertahanan nasional di tengah ketegangan geopolitik global. Terlebih menurutnya, dalam peta geopolitik yang semakin terbelah, Indonesia harus cermat menentukan sikap.

    “Pakistan didukung China dan Rusia, sementara India oleh Amerika dan sekutunya. Indonesia tidak bisa terus bersikap netral tanpa arah, harus menentukan sikap dengan strategi yang cerdas,” katanya.

    Maka dari itu, Syahrul menilai meski saat ini Indonesia memiliki keterbatasan dalam menunjukkan posisinya secara terang-terangan karena kebijakan luar negeri politik bebas aktif, menurutnya Indonesia tetap perlu menyiasati agar Indonesia memiliki daya tawar kerja sama yang tinggi, baik itu kepada China maupun Amerika.

    “Saya lihat Arab Saudi misalnya, Arab Saudi hubungan dengan Amerika kuat, tetapi di jalan hubungan dengan Chinanya juga kuat, sehingga daya tawarnya akan naik,” jelas legislator dari Riau ini.

    Menurutnya, apabila Indonesia tidak menyiasati itu, maka posisi Indonesia nantinya akan memiliki daya tawar yang lemah sehingga hanya bisa bergantung pada negara besar. “Kalau kita lihat ya, sebuah negara itu akan disegani ketika dia, negaranya itu dibutuhkan oleh banyak orang, dan oleh banyak negara lain,”  jelasnya.

    Maka dari itu, menurutnya Indonesia perlu memperkuat sektor lain di samping alutsista.
     

    “China, selain memiliki teknologi yang kuat, dia juga memiliki apa yang dibutuhkan oleh negara-negara lain, yaitu produksinya. Apa yang tidak diproduksi oleh China? Sejujurnya bukan hanya memproduksi jet tempur,  tapi ada kemandirian. Ada kemandirian pada pangannya. Nah, ini sudah dilakukan Pak Prabowo yang dengan mandiri pangan kita,” ungkapnya.

    Ia menjelaskan gambarannya, apabila Indonesia mampu memproduksi yang dikonsumsinya, maka Indonesia  akan mendiri. Kemudian apabila Indonesia mampu memproduksi yang dikonsumsi orang, lanjutnya, maka menurutnya Indonesia akan maju.

    “Kita akan bisa menguasai orang lain,” tegasnya.

    Ia menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa Indonesia perlu memiliki kemampuan untuk mencukupi kebutuhan rakyatnya sendiri, di samping aliansi politik dan dukungan militer. “Jadi ada tiga hal yang harus kita produksi sesungguhnya secara mandiri. Pangan, obat-obatan, senjata,” pungkasnya.

    DPR RI Indonesia
    Share. Facebook Twitter Copy Link

    Berita Terkait

    Tabarakallah, Jurnalis dan Vlogger di Tanah Suci: Antara Tugas dan Cerita

    12 Juni 2025

    Jangan Korbankan Raja Ampat Demi Hilirisasi Nikel yang Merusak

    12 Juni 2025
    Add A Comment

    Comments are closed.

    BERITA TERKINI

    Tabarakallah, Jurnalis dan Vlogger di Tanah Suci: Antara Tugas dan Cerita

    12 Juni 20250

    Jangan Korbankan Raja Ampat Demi Hilirisasi Nikel yang Merusak

    12 Juni 20250

    Kelelahan Jemaah Ditambah Krisis Katering, BPKH Diminta Profesional dan Responsif

    12 Juni 20250

    Izin 4 Tambang di Raja Ampat Dicabut, Komisi VII Minta Pemerintah Konsisten

    11 Juni 20250

    Puan Bicara Isu Kesetaraan Gender di Konferensi Internasional Kampus CSU Sacramento AS

    11 Juni 20250
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Redaksi
    • Privacy Policy
    • Disclaimer
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    © 2025 Medpolindo. Designed by Aco.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?