Close Menu
MedpolindoMedpolindo
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    MedpolindoMedpolindo
    Login
    • Nasional
    • MPR
    • DPR
    • DPD
    • Daerah
    • Peristiwa
    • Polhukam
    • Dunia
    MedpolindoMedpolindo
    • DPR
    • MPR
    • DPD
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    Beranda » Saan Dorong KAHMI Konsolidasikan Peran Intelektual dalam Mereformasi Sistem Kepemiluan
    DPR

    Saan Dorong KAHMI Konsolidasikan Peran Intelektual dalam Mereformasi Sistem Kepemiluan

    redaksiBy redaksi23 Maret 202512 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
    Bagikan
    Facebook Twitter LinkedIn Copy Link

    Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa menegaskan pentingnya konsolidasi sumber daya intelektual dalam menghadapi tantangan politik dan demokrasi di Indonesia. Hal itu disampaikan dalam diskusi internal Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang membahas peran akademisi dan aktivis dalam merespons dinamika politik nasional.

    Saan yang juga menjabat sebagai Koordinator Presidium itu menilai KAHMI memiliki kekuatan besar yang berasal dari para akademisi, guru besar, serta aktivis yang tidak hanya berorientasi pada kajian teoritis, tetapi juga memiliki keterlibatan langsung dalam realitas sosial dan politik. 

    “Kami ingin memastikan bahwa pemikiran intelektual yang kami miliki tidak hanya menjadi wacana, tetapi mampu mempengaruhi kebijakan dan perubahan sistem yang lebih baik,” ujar Saan dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Minggu (23/3/2025).

    Dorongan Reformasi Kepemiluan

    Salah satu isu utama yang menjadi perhatian KAHMI adalah reformasi sistem kepemiluan di Indonesia. Saan menyoroti dinamika regulasi pemilu yang terus berkembang, mulai dari pemisahan undang-undang pemilu legislatif dan presiden, hingga implikasi penyatuan pemilu dalam satu waktu.

    “Dulu kita mengenal lima paket undang-undang politik yang kemudian berkembang menjadi 16 regulasi terkait pemilu, pilpres, dan pilkada. Sekarang, muncul berbagai tantangan baru, termasuk wacana presidential threshold 0% dan aturan yang membatasi anggota legislatif mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Ini perlu kita kaji secara akademik dan praktis,” jelas Politisi Fraksi Partai NasDem ini.

    Saan juga menyoroti bagaimana sistem pemilu serentak yang diharapkan mampu memperkuat sistem presidensial ternyata tidak selalu menghasilkan partai mayoritas yang stabil. “Kita melihat dalam dua pemilu terakhir, penyatuan pileg dan pilpres tidak serta-merta menciptakan sistem yang lebih efektif. Justru, ada tantangan baru yang muncul dalam relasi antara eksekutif dan legislatif,” tambahnya.

    KAHMI sebagai Wadah Pemikiran Strategis

    Dalam diskusi tersebut, KAHMI menegaskan komitmennya untuk berkontribusi dalam pembentukan kebijakan publik berbasis kajian akademik. Saan menekankan bahwa KAHMI tidak hanya sekadar organisasi alumni, tetapi juga wadah bagi para intelektual dan aktivis untuk memberikan solusi atas berbagai persoalan bangsa.

    “Sebagai bagian dari masyarakat sipil yang berdaya, kita harus hadir dengan gagasan-gagasan alternatif yang tidak hanya berbasis pada idealisme, tetapi juga realitas politik dan kebutuhan masyarakat,” tuturnya.

    Ke depan, KAHMI akan mengintensifkan kajian terkait sistem kepemiluan dan mendorong konsolidasi pemikiran dari para akademisi dan aktivis. “Kita harus memastikan bahwa dalam lima tahun ke depan, kebijakan politik yang lahir benar-benar mencerminkan kepentingan rakyat dan tidak hanya menjadi rekayasa politik sesaat,” tutup Saan.

    Indonesia
    Share. Facebook Twitter Copy Link

    Berita Terkait

    Rencana Penghapusan Honorer Harus Tekankan Asas Keadilan

    8 Juli 2025

    Komisi XI-Pemerintah Sepakati Tambahan Penerimaan Lewat Bea Keluar Emas dan Batu Bara

    8 Juli 2025
    Add A Comment

    Comments are closed.

    BERITA TERKINI

    Rencana Penghapusan Honorer Harus Tekankan Asas Keadilan

    8 Juli 20250

    Komisi XI-Pemerintah Sepakati Tambahan Penerimaan Lewat Bea Keluar Emas dan Batu Bara

    8 Juli 20250

    Soroti Putusan MK, Kawendra: Implementasi Pendidikan Dasar Gratis Harus Tepat Sasaran

    8 Juli 20250

    Rizki Natakusumah Ingatkan Menkomdigi Pentingnya Pemerataan Akses Sinyal

    7 Juli 20250

    Endang Agustina Ingatkan Kejaksaan Pentingnya Jaga Muruah Institusi

    7 Juli 20250
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Redaksi
    • Privacy Policy
    • Disclaimer
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    © 2025 Medpolindo. Designed by Aco.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?