Close Menu
MedpolindoMedpolindo
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    MedpolindoMedpolindo
    Login
    • Nasional
    • MPR
    • DPR
    • DPD
    • Daerah
    • Peristiwa
    • Polhukam
    • Dunia
    MedpolindoMedpolindo
    • DPR
    • MPR
    • DPD
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    Beranda » Tanggapi Pailitnya Sritex, Indonesia Perlu Susun Regulasi Jiwai Nasionalisme Ekonomi
    DPR

    Tanggapi Pailitnya Sritex, Indonesia Perlu Susun Regulasi Jiwai Nasionalisme Ekonomi

    redaksiBy redaksi6 November 202442 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
    Anggota Baleg DPR RI Muhammad Kholid,/Ist
    Bagikan
    Facebook Twitter LinkedIn Copy Link

    Anggota Baleg DPR RI Muhammad Kholid, mendesak agar DPR RI membuat regulasi yang menjiwai nasionalisme ekonomi yang diwariskan Wapres RI pertama, Bung Hatta. Hal itu disampaikannya dalam rangka merespons pailitnya perusahaan tekstil raksasa Sritex atau PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL).

    “Kita harus melakukan perlawanan terhadap kebijakan yang merugikan industri tekstil kita. Sritex sudah jadi korbannya. Nasionalisme Ekonomi yang diwariskan oleh Bung Hatta harus kembali pada periode ini dan terwujud di regulasi dan UU. Itu yang harus kita perjuangkan bersama,” tegas Kholid dalam keterangan tertulis yang diterima medpolindo.com, di Jakarta, Rabu (6/11/2024).

    Politisi Fraksi PKS ini memaparkan bahwa saat ini lanskap ekonomi politik global sudah berubah, yaitu dari neoliberalisme ke resource nationalism. Buktinya, kata Kholid, adalah kebijakan proteksionisme Amerika Serikat terhadap electric vehicles (EVs) dari China. Tahun ini, misalnya, presiden Biden menaikkan tarif EV buatan China dari 25 persen ke 100 persen.

    “Kita harus melakukan perlawanan terhadap kebijakan yang merugikan industri tekstil kita. Sritex sudah jadi korbannya”

    “Ideologi negara-negara di dunia sudah berubah. Liberalisasi dan deregulasi ala washington consensus sudah obsolete atau usang. Lanskap baru international trade mengarah ke proteksionisme,” sambung anggota DPR RI dari Dapil Jawa Barat VI itu.

    Menurutnya, China telah melakukan predatory pricing policy yang menghancurkan pasar domestik RI. “Padahal di akhir abad ke-20 Nusantara pernah menjadi produsen gula paling top sedunia. Industri Tekstil RI di periode 1980-an sampai 90-an juga pernah jadi penyumbang devisa yang sangat besar,” demikian Kholid menjelaskan.

    Kholid pun mendorong terbentuknya kebijakan yang mampu mencegah jatuhnya industri dan komoditas-komoditas strategis RI. “Kalau kita sebagai anggota DPR RI diam saja mengetahui ini, kepada siapa lagi rakyat indonesia akan berharap,” pungkasnya.

    DPR RI Muhammad Kholid PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)
    Share. Facebook Twitter Copy Link

    Berita Terkait

    Bonnie Triyana: Kalau Proyek Penulisan Sejarah Bersifat Selektif dan Parsial, Lebih Baik Hentikan Saja

    18 Juni 2025

    Sengketa 4 Pulau Tuntas, Bahtra Puji Kepemimpinan Dasco Ahmad di DPR

    18 Juni 2025
    Add A Comment

    Comments are closed.

    BERITA TERKINI

    Bonnie Triyana: Kalau Proyek Penulisan Sejarah Bersifat Selektif dan Parsial, Lebih Baik Hentikan Saja

    18 Juni 20250

    Sengketa 4 Pulau Tuntas, Bahtra Puji Kepemimpinan Dasco Ahmad di DPR

    18 Juni 20250

    Ali Zamroni Usul, Alihkan Penerbangan Umrah Ke BIJB Kertajati

    18 Juni 20250

    Menkop Budi Arie Bangga 80 Ribu Kopdes Merah Putih Sukses Terwujud

    18 Juni 20251

    Puan Minta Penyimpangan Penerimaan Siswa Baru Ditindak Tegas, Dorong Evaluasi Sistem Pendaftaran

    17 Juni 20250
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Redaksi
    • Privacy Policy
    • Disclaimer
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    © 2025 Medpolindo. Designed by Aco.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?