Close Menu
MedpolindoMedpolindo
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    MedpolindoMedpolindo
    Login
    • Nasional
    • MPR
    • DPR
    • DPD
    • Daerah
    • Peristiwa
    • Polhukam
    • Dunia
    MedpolindoMedpolindo
    • DPR
    • MPR
    • DPD
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    Beranda » Legislator Pertanyakan Dampak Efisiensi Anggaran BPK Sebesar 23,4 Persen
    DPR

    Legislator Pertanyakan Dampak Efisiensi Anggaran BPK Sebesar 23,4 Persen

    redaksiBy redaksi14 Februari 202512 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
    Bagikan
    Facebook Twitter LinkedIn Copy Link

     Anggota Komisi XI DPR RI, Harris Turino, mempertanyakan dampak efisiensi anggaran Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI yang mencapai 23,4 persen terhadap kinerja lembaga tersebut.

    “Apa sih dampak efisiensi sebesar 23,4 persen ini terhadap kinerja BPK? Kami di DPR RI tentu tidak ingin mendengar bahwa pada akhirnya terjadi penurunan kinerja BPK karena anggarannya dipotong. Sebab, jika kinerja BPK menurun, kerugian negara bisa jauh lebih besar. Kami juga sangat tidak mengharapkan muncul hal-hal ‘lucu-lucu’ untuk menutup kekurangan anggaran,” ungkap Harris dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XI DPR RI dengan Sekjen BPK RI di ruang rapat Komisi XI DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (14/2/2025).

    Ia menambahkan, jika setelah pemotongan anggaran 23,4 persen kinerja BPK tetap sama, maka hal ini bisa memperkuat dugaan bahwa kebocoran anggaran di Indonesia memang berada di kisaran 20 hingga 30 persen, termasuk di BPK sendiri. “Hal ini tentu sangat memprihatinkan,” tegasnya.

    Lebih lanjut, Harris mengutip pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa efisiensi dan rekonstruksi anggaran 2025 akan dijadikan patokan dalam menentukan anggaran tahun 2026 dan seterusnya. Oleh karena itu, ia berharap pemangkasan anggaran sebesar 23,4 persen benar-benar hanya menyasar pos anggaran yang kurang efektif atau tidak berdampak signifikan.

    “Efisiensi memang bukan pilihan strategis, melainkan sebuah keharusan. Langkah berani Presiden Prabowo dalam melakukan efisiensi besar-besaran ini patut diapresiasi,” ujarnya.

    Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini pun meminta Sekjen BPK RI beserta jajarannya untuk jujur dalam menjelaskan dampak efisiensi anggaran ini terhadap internal lembaga. Ia menegaskan bahwa BPK adalah lembaga yang diisi para ahli di bidang anggaran dan memiliki tugas utama mengaudit keuangan seluruh kementerian dan lembaga negara.

    “Jangan sampai rakyat Indonesia justru menanggung kerugian yang lebih besar akibat efisiensi ini,” pungkasnya.

    DPR RI Indonesia
    Share. Facebook Twitter Copy Link

    Berita Terkait

    Nasib Guru Honorer Jadi Sorotan, Maman Imanul Haq Dorong Pengangkatan PPPK

    11 September 2025

    Ledia Hanifa: RUU P2MI Harus Jadi Payung Perlindungan PMI

    11 September 2025
    Add A Comment

    Comments are closed.

    BERITA TERKINI

    Nasib Guru Honorer Jadi Sorotan, Maman Imanul Haq Dorong Pengangkatan PPPK

    11 September 20250

    Ledia Hanifa: RUU P2MI Harus Jadi Payung Perlindungan PMI

    11 September 20250

    Legislator Kecam Serangan Israel ke Doha: Indonesia Harus Ambil Sikap Dorong Penyelesaian Damai

    11 September 20250

    BAM Dukung Tuntutan Pengemudi Ojol Turunkan Potongan Aplikasi Jadi 10 Persen

    10 September 20250

    Gilang Dhielafararez: Hakim Agung Harus Analisis Independen, Bukan Sekadar Stempel

    10 September 20251
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Redaksi
    • Privacy Policy
    • Disclaimer
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    © 2025 Medpolindo. Designed by Aco.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?