Close Menu
MedpolindoMedpolindo
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    MedpolindoMedpolindo
    Login
    • Nasional
    • MPR
    • DPR
    • DPD
    • Daerah
    • Peristiwa
    • Polhukam
    • Dunia
    MedpolindoMedpolindo
    • DPR
    • MPR
    • DPD
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    Beranda » Bonus Demografi Berdampak pada Kesehatan dan Lingkungan, Ibas Tawarkan Empat Solusi
    DPR

    Bonus Demografi Berdampak pada Kesehatan dan Lingkungan, Ibas Tawarkan Empat Solusi

    redaksiBy redaksi15 Desember 202423 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
    Anggota Komisi XII DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono/Ist
    Bagikan
    Facebook Twitter LinkedIn Copy Link

    Anggota Komisi XII DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono menyampaikan bahwa lingkungan yang dijaga saat ini adalah warisan terbesar bagi anak cucu di masa depan. Sehingga, bonus demografi Indonesia harus dibarengi dengan pertumbuhan kesehatan lingkungan.

    Bonus demografi, menurutnya, melahirkan adanya bonus sampah, sehingga perlu pengelolaan sampah terpadu. Hal tersebut disampaikan Ibas, sapaan akrabnya, dalam acara FGD dengan tema “Pentingnya Kehidupan Berkelanjutan: Gaya Hidup Ramah Lingkungan untuk Masa Depan”, di Ruang Rapat Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Kamis (12/12/24)

    “Bonus demografi berarti kita butuh lebih energi tentu perlu penggunaan energi terbarukan, bukan berarti fosil tidak dipakai. Dan bonus demografi berarti kita butuh lebih makanan perlunya pengembangan pertanian berkelanjutan,” jelas Politisi Fraksi Partai Demokrat ini, dalam keterangan tertulis kepada medpolindo.com, di Jakarta.

    Acara FGD ini menghadirikan sejumlah narsumberc di antaranya, Prof. Arif Sumantri Ketua Umum Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (PP HAKLI); Ananda Setiyo Ivannanto President Director PT AWINA Sinergi Internasional; dan Yayu Gandis Canceria Project Manager Plastic Fischer.

    “Hari ini kita bersilaturahim sekaligus bertukar ide, pikiran, dan solusi dalam forum group discussion mengenai kesehatan dan lingkungan. Dua hal utama dan penting untuk kehidupan,” ujarnya.

    Dalam kesempatan ini Ibas menyoroti beberapa isu, di antaranya perubahan iklim, bagaimana kenaikan suhu global akibat emisi gas rumah kaca yang berasal dari aktivitas manusia. Kedua, kerusakan lingkungan yaitu deforestasi, polusi udara, dan air serta penurunan biodiversitas yang semakin mengancam ekosistem global. Dan ketiga adalah keterbatasan sumber daya alam.

    “Pemakaian sumber daya alam yang berlebihan dan tidak terbarukan, serta kebutuhan akan pengelolaan yang belum bijaksana,” ungkap Ibas.

    Sehingga sebagai pihak yang peduli terkait isu kesehatan lingkungan, Ibas mengajak para narasumber dan peserta yang hadir untuk mendiskusikan solusi terbaik menjawab tantangan tersebut.

    Menurut Ibas solusi tersebut salah satunya perlunya pengelolaan sampah terpadu.

    “Bonus demografi berarti adanya bonus sampah juga kan? Pembicaraan pentingnya mengurangi, menggunakan, dan mendaur ulang sampah serta memberikan peran masyarakat dalam mengelola limbah secara, sistematis, teratur, tepat sasaran, tepat guna harus kita pikirkan bersama. Refuse (menolak), reduce (mengurangi), recycle (mendaur ulang), reuse (memakai kembali), remanufacture (memproduksi ulang), repurpose (mengganti tujuan),” papar Ibas.

    Solusi kedua yang Ibas sampaikan adalah perlunya penggunaan energi terbarukan.

    “Bonus demografi berarti kita butuh lebih energi, EBT bisa menjadi solusi. Sehingga diskusi mengenai transisi dari energi fosil ke energi terbarukan seperti hydro, angin, listrik dan lainnya perlu untuk kita lakukan. Walaupun bukan berarti fosil tidak dipakai. Dan investasi dalam infrastruktur hijau perlu lebih dikembangkan,” lanjut Ibas.

    Solusi ketiga yang dipaparkan Ibas adalah perlunya pengembangan pertanian berkelanjutan.

    “Bonus demografi berarti we need more food ( kita butuh lebih makanan). Penting untuk kita semua memilih produk pertanian yang ramah lingkungan,” kata Ibas.

    Hal tersebut bisa melalui dukungan pada pertanian organik serta mengurangi konsumsi daging untuk mengurangi jejak karbon.

    Di luar ketiga solusi tersebut, menurut Ibas diperlukan juga penggunaan transportasi ramah lingkungan. “Pembahasan tentang pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dengan beralih ke transportasi umum, sepeda atau kendaraan listrik bisa menjadi alternatif solusi,” ujarnya.

    Terakhir, karena bonus demografi adalah para gen z, perlunya strategi untuk meningkatkan kesadaran tentang gaya hidup berkelanjutan. “Bisa melalui pendidikan, kampanye sosial, dan media sangat dibutuhkan,” katanya.

    DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono FGD Indonesia
    Share. Facebook Twitter Copy Link

    Berita Terkait

    Bonnie Triyana: Kalau Proyek Penulisan Sejarah Bersifat Selektif dan Parsial, Lebih Baik Hentikan Saja

    18 Juni 2025

    Sengketa 4 Pulau Tuntas, Bahtra Puji Kepemimpinan Dasco Ahmad di DPR

    18 Juni 2025
    Add A Comment

    Comments are closed.

    BERITA TERKINI

    Bonnie Triyana: Kalau Proyek Penulisan Sejarah Bersifat Selektif dan Parsial, Lebih Baik Hentikan Saja

    18 Juni 20250

    Sengketa 4 Pulau Tuntas, Bahtra Puji Kepemimpinan Dasco Ahmad di DPR

    18 Juni 20250

    Ali Zamroni Usul, Alihkan Penerbangan Umrah Ke BIJB Kertajati

    18 Juni 20250

    Menkop Budi Arie Bangga 80 Ribu Kopdes Merah Putih Sukses Terwujud

    18 Juni 20251

    Puan Minta Penyimpangan Penerimaan Siswa Baru Ditindak Tegas, Dorong Evaluasi Sistem Pendaftaran

    17 Juni 20250
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Redaksi
    • Privacy Policy
    • Disclaimer
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    © 2025 Medpolindo. Designed by Aco.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?