Close Menu
MedpolindoMedpolindo
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    MedpolindoMedpolindo
    Login
    • Nasional
    • MPR
    • DPR
    • DPD
    • Daerah
    • Peristiwa
    • Polhukam
    • Dunia
    MedpolindoMedpolindo
    • DPR
    • MPR
    • DPD
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    Beranda » Target Penurunan Stunting Harus Capai 3,8 Persen
    DPR

    Target Penurunan Stunting Harus Capai 3,8 Persen

    redaksiBy redaksi16 Februari 202302 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
    Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati/Ist
    Bagikan
    Facebook Twitter LinkedIn Copy Link

    Angka kasus stunting 2022 21,6 persen, turun dibandingkan 2021 pada angka 24,4 persen. Pemerintah sendiri menargetkan penurunan stunting pada 2024 hingga 14 persen. Idealnya, target tersebut harus mencapai 3,8 persen. 
    Demikian disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati saat dimintai komentarnya via Whatsapp soal angka stunting di Tanah Air, Rabu (15/2/2023).

    “Apabila kita mundur sekitar 10 tahun ke belakang, dilihat dari data-data yang ada, rata-rata penurunan angka stunting adalah 1,75 persen per tahun. Sedangkan mulai 2019 sampai 2022, penurunan angka stunting mencapai 6,1 persen atau rata-rata 2 persen per tahun. Sedangkan untuk mencapai target, idelanya penurunan stunting harus menyentuh angka 3,8 persen per tahun.” 


    Dari fakta angka penurunan stunting tahun 2022 tersebut, kata Elva, berarti masih terdapat 4,7 juta balita yang mengalami stunting di Indonesia. Perlu upaya keras pemerintah untuk terus menurunkan angka-angka tersebut. Ia menuturkan pula bahwa setiap kali rapat dengan Kementerian Kesehatan dan BKKBN, Komisi IX DPR selalu menekankan koordinasi untuk percepatan penurunan angka stunting. 


    “Dengan adanya Perpres Nomor 72 Tahun 2021, diharapkan penanganan stunting sudah lebih terstruktur dan bisa dilakukan secara holistik, sekaligus pelibatan semua pihak dengan kewenangan masing-masing. Stunting umumnya terjadi akibat balita kurang asupan penting seperti protein hewani, nabati, dan juga zat besi, selain itu ada faktor kemiskinan serta layanan kesehatan yang belum merata. Ke depan, pemenuhan terhadap 3 hal ini harus terus diupayakan agar anak balita bisa terhindar dari stunting,” serunya.

    Anggota Komisi IX DPR RI BKKBN DPR RI Elva Hartati Kasus Stunting Penurunan Stunting
    Share. Facebook Twitter Copy Link

    Berita Terkait

    Peningkatan PNBP Harus Diiringi Pelayanan Pertanahan yang Transparan dan Efisien

    13 Juli 2025

    Komisi VIII Minta Perjelas Status Guru dan Kontrak P3K di Sekolah Rakyat

    13 Juli 2025
    Add A Comment

    Comments are closed.

    BERITA TERKINI

    Peningkatan PNBP Harus Diiringi Pelayanan Pertanahan yang Transparan dan Efisien

    13 Juli 20250

    Komisi VIII Minta Perjelas Status Guru dan Kontrak P3K di Sekolah Rakyat

    13 Juli 20250

    BKSAP Gelar Konferensi Pemuda Indonesia untuk Gaza-Palestina di Gedung Merdeka

    13 Juli 20250

    Komisi VII Dorong Pembagunan Infrastruktur Dasar Kawasan Industri Subang

    12 Juli 20250

    Dede Yusuf Dorong Evaluasi NJOP dan Pelayanan Langsung untuk Optimalkan PNBP Pertanahan

    12 Juli 20250
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Redaksi
    • Privacy Policy
    • Disclaimer
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    © 2025 Medpolindo. Designed by Aco.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?