Close Menu
MedpolindoMedpolindo
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Facebook X (Twitter) Instagram
    MedpolindoMedpolindo
    Login
    • Nasional
    • MPR
    • DPR
    • DPD
    • Daerah
    • Peristiwa
    • Polhukam
    • Dunia
    MedpolindoMedpolindo
    • DPR
    • MPR
    • DPD
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    Beranda ยป Ajak Milenial Bertani, Nilai Tukar Petani Harus Naik
    DPR

    Ajak Milenial Bertani, Nilai Tukar Petani Harus Naik

    redaksiBy redaksi21 Februari 202532 Mins Read
    Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp
    Bagikan
    Facebook Twitter LinkedIn Copy Link

    Salah satu keengganan kaum mileniall bertani adalah nilai tukar petani yang masih rendah dibandingkan yang mereka dapatkan dari dunia kerjanya. Nilai tukar petani naik itu jadi keniscayaan untuk mengajaknya terjun ke pertanian modern.

    Demikian disampaikan Anggota Komisi XI DPR RI Martin Manurung usai mengikuti pertemuan dengan otoritas Bank Indonesia (BI) di Medan, Sumatera Utara dalam rangkaian kunjungan kerja spesifik, Kamis (20/2/2025). BI punya program petani milenial yang mengajak kaum muda milenial terjun ke dunia pertanian. Bahkan, Kementerian Pertanian pun punya jargon Brigade Pangan yang isinya pertanian modern untuk kaum milenial.

    “Kenapa anak-anak muda ini cenderung tidak kembali jadi petani walaupun orangtuanya petani. Penjelasannya simpel, yang didapatkan di pekerjaan lain lebih tinggi daripada menjadi petani. Jadi, sebenarnya kalau ingin membuat anak-anak muda itu kembali menjadi petani, maka kebiajakan ekonomi yang harus dilakukan adalah meningkatkan nilai tukar petani, supaya returns dia bertani bisa imbanglah, paling tidak dengan sektor lain,” jelas Martin.

    Menurut politisi Partai Nasdem ini, sebetulnya tidak perlu jargon dan kampanye untuk mengajak kaum milenial bertani dan tidak keluar dari kampung halamannya. Fokuskan saja bagaimana menaikkan nilai tukar petani. Misalnya, BI bisa membantu para petani pascapanen dengan menjual produk mentahnya, tapi juga produk turunannya atau hilirisasi. Bila dia petani cabe, maka bisa menjual bubuk cabe, agar harganya tidak jatuh ketika panen berlebih.

    “Tidak ada guna mendorong orang bertani lalu mengajak anak-anak muda kembali bertani kalau ekosistemnya enggak ada. Nah, ekosistemnya ini yg harus diciptakan, karena dengan ekosistem, harga jual dia jadi lebih tinggi. Jadi enggak perlu ada kampanye atau yang sifatnya jargon. Ya, bekerja aja untuk ekosistem,” imbuhnya.

    DPR RI Indonesia
    Share. Facebook Twitter Copy Link

    Berita Terkait

    Tiga Catatan Darmadi untuk Kemenkop: Roadmap Kabur, Tugas Tak Jelas, Eksekusi Telat

    10 Juli 2025

    Mardani Dorong Pemprov Jakarta dan Pusat Kolaborasi Tangani Banjir Jakarta

    10 Juli 2025
    Add A Comment

    Comments are closed.

    BERITA TERKINI

    Tiga Catatan Darmadi untuk Kemenkop: Roadmap Kabur, Tugas Tak Jelas, Eksekusi Telat

    10 Juli 20250

    Mardani Dorong Pemprov Jakarta dan Pusat Kolaborasi Tangani Banjir Jakarta

    10 Juli 20250

    Forum Bakohumas Tekankan Partisipasi Publik Bermakna dalam Proses Legislasi

    10 Juli 20250

    Warga 3T Tak Rasakan Nilai Pancasila, Negara Harus Hadir Lewat Layanan Dasar

    9 Juli 20250

    KUHAP Lama Berusia 44 Tahun, DPR Targetkan Revisi untuk Peradilan yang Adil

    9 Juli 20250
    Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
    • Redaksi
    • Privacy Policy
    • Disclaimer
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    © 2025 Medpolindo. Designed by Aco.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Sign In or Register

    Welcome Back!

    Login to your account below.

    Lost password?