Anggota Komisi III DPR RI Bob Hasan menyatakan dukungannya terhadap usulan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalimantan Barat untuk menjadi bagian dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Ia berpendapat, keberadaan BNN di Forkopimda akan semakin memperkuat sinergi antarinstansi dalam menangani peredaran dan penyalahgunaan narkotika di daerah. 


Namun demikian, Bob Hasan menekankan pentingnya pendekatan berbasis pemulihan (rehabilitatif) selain tindakan hukum terhadap pelaku peredaran. “Iya, jadi gini, itu kan sebenarnya sistem ya, sistem hukum. Itu nanti mungkin akan coba dipelajari. Tapi tadi titik yang menjadi sudut pentingnya itu adalah bahwa kita menyoroti grafik-grafik yang ditampilkan sebagai paparan kinerja BNN, itulah tindakan penangkapan dan sebagainya,” ujar Bob usai menerima pemaparan dari jajaran BNN Prov. Kalbar dalam rangkaian kunjungan kerja Komisi III DPR RI ke Kalbar, Jumat (25/7/2025).


Ia mengusulkan agar laporan kinerja BNN Provinsi Kalbar yang disampaikan ke DPR juga mencantumkan data tentang jumlah pengguna narkoba yang telah direhabilitasi dan dinyatakan sembuh. Menurutnya, data tersebut penting untuk menunjukkan efektivitas pemulihan dalam memutus rantai peredaran narkoba.


“Kalau bisa saya mengusulkan ditambah, ditambah menjadi berapa banyak korban yang kemudian direhabilitasi dan kemudian dia sembuh. Grafik ini mudah-mudahan akan mengubah satu situasi, di mana yang selama ini banyak penindakan dilakukan di berbagai provinsi, tetapi narkobanya tetap banyak,” jelasnya.


Lebih lanjut, Bob Hasan menjelaskan bahwa pengguna narkoba pada dasarnya merupakan korban. Jika pendekatan rehabilitatif dilakukan secara konsisten, maka permintaan terhadap narkoba akan menurun drastis, dan jaringan peredaran narkoba akan kehilangan pasarnya. Ia menilai strategi ini penting untuk menjadi perhatian jajaran BNN di seluruh daerah, sebagai bagian dari penguatan argumentasi agar BNN dapat menjadi unsur tetap Forkopimda.


“Kalau korban disembuhkan, maka dia tidak akan memesan lagi. Keinginan tidak akan ada lagi. Maka akan memotong suplai. Bandar juga tidak akan memiliki pembeli. Nah ini yang menurut saya mulai dicoba untuk BNN di mana pun berada, mulai dicoba hal seperti itu yang mudah-mudahan terhadap tingkatan level rates, untuk menjadi forkominda itu menjadi lebih memungkinkan sepertinya.” tambahnya.


Di akhir pernyataannya, Bob Hasan menyampaikan apresiasi atas kerja keras BNN, namun juga mendorong agar data-data rehabilitasi dijadikan indikator kinerja yang setara pentingnya dengan data penindakan.


“Kalau bisa ditambah dengan berapa banyak masyarakat yang terpapar narkoba atau sebagai pengguna narkoba, mereka itu kan adalah intinya korban yang kemudian direhabilitasi dibantu oleh aparat menegak hukum, sehingga dia sembuh. Tujuannya untuk menegakkan hukum sehingga supply and demand itu terputus, bandar narkoba kehilangan pembeli, karena penggunanya sudah berkurang,” pungkasnya.

Share.

Comments are closed.

Exit mobile version